Sehat dengan herbal

Kesehatan adalah Harta. Sebanyak apapun uang yang bisa anda miliki namun jika tubuh sakit rasanya uang tersebut seperti tidak ada artinya. Seperti saudara-saudara kita yang bahkan mampu untuk membeli makanan enak kapanpun setiap saat namun karena hipertensi, makanan tersebut tidak bisa dinikmati olehnya.

Dewasa ini penderita penyakit degeneratif makin lama makin meningkat seiring meningkatnya tingkat ekonomi dan perubahan pola makan masyarakat Indonesia. Hal ini bisa kita lihat seperti menjamurnya restoran-restoran terutama di kota-kota besar, restoran tersebut biasa penuh sesak pada hari sabtu, minggu atau hari libur.

Disamping perubahan pola makan yang tidak sehat, hal ini diperburuk dengan perubahan gaya hidup yang tidak sehat pula seperti tingkat stress yang tinggi dalam pekerjaan & rumah tangga,
kebiasaan merokok, istirahat yang kurang dan enggan berolahraga.

Bisa kita lihat bahwa ini adalah trend global, tidak hanya di Indonesia namun pola makan dan gaya hidup seperti ini juga terjadi di dunia barat. Seringkali perawatan dengan obat-obatan tidak memuaskan hasilnya bagi penderita, disinilah peran produk herbal bagi penderita. Bahkan masyarakat di negara Barat justru sejak lama tertarik dengan produk yang natural dikarenakan kelebihannya yang tidak menimbulkan efek negatif dan faktor keamanannya jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Hal ini kami rasakan sendiri, ketika sebagian masyarakat kita mengkonsumsi produk asing, justru orang-orang luar negeri dan perusahaan-perusahaan luar negeri malah membeli produk kita . Sudah sepantasnya lah kita mengkonsumsi produk buatan sendiri, karena negara kita adalah negara paling kaya akan tanaman obat herbalnya. Buat apa membeli merk asing ketika yang terbaik ada didekat Anda!

Sifat bahan alami adalah MEMBANGUN, jadi jika dikonsumsi dalam jangka panjang justru akan menyehatkan dan mampu memperbaiki organ dan fungsi tubuh secara aman. Berbeda dengan bahan sintetis, penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan fungsi atau organ tubuh dan ketergantungan obat.

Sebagai contoh pemanfaatan produk herbal dari tanaman buah mengkudu misalkan  yang berperan mampu menormalkan kadar kolesterol, tentu ini sangat baik sekali. Kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh, namun kolesterol yang kadarnya berlebihan akan menyebabkan penyakit serius seperti jantung koroner, pendarahan otak dan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Memang dengan mengonsumsi obat-obat kimia / farmasi (asal kata pharmacy dari bahasa yunani berarti racun), masalah jantung dan kolesterol bisa diatasi, akan tetapi masalah baru akan timbul yaitu efek dari mengonsumsi obat-obat kimia adalah hati dan ginjal terkena efek dari obat kimia tersebut.

Produk herbal bukanlah untuk pengobatan saja, namun memasukan produk herbal sebagai tambahan menu makanan sehat anda adalah keputusan yang tepat, karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Kekebalan tubuh akan meningkat dan tubuh tidak gampang sakit.

Pengobatan herbal sebetulnya bukanlah hal yang baru, pengobatan herbal sudah digunakan di Cina 2800 sebelum masehi. Kemudian pada awal abad 20an industri farmasi mulai berkembang dan orang mulai menggunakan obat-obatan kimia. Namun seiring bertambahnya kesadaran orang bahwa mengkonsumsi obat-obatan farmasi dalam jangka panjang tentu sangat tidak baik bagi tubuh dan kesadaran masyarakat khawatir akan efek negatif yang ditimbulkannya maka masyarakat dunia mulai kembali ke produk alami herbal.

Meskipun produk herbal sudah relatif mudah untuk dijumpai, terutama di kota-kota besar, namun Anda tetap harus berhati-hati dalam membelinya. Pastikan anda mendapatkan produk herbal yang berkualitas dan sudah memiliki sertifikat ijin edar atau sudah terdaftar legalitasnya.

Beberapa Cara menguji keaslian madu

Membedakan antara madu yang asli dengan madu yang palsu atau campuran memang sulit, karena para pemalsunya juga berusaha untuk meminimalkan perbedaan yang ada, satu satunya cara memang harus dibuktikan lewat tes laboratorium. Tapi jangan kuatir karena masih ada cara yang biasa/umum digunakan seperti : 
Tuangkanlah madu di segelas air putih, kalau madu tersebut langsung bercampur rata dengan air berarti palsu (karena
mengandung air yg tinggi / encer), karena madu asli pasti kental dan akan memisah dengan air kecuali kalau kita telah mengaduknya.
Tuangkan beberapa tetes madu ke kertas koran, bila tembus kertas koran maka madu tersebut palsu karena mengandung air sehingga merembes, madu asli tidak tembus Koran karena kental.
celupkan korek api ke madu, bila korek tidak bisa menyala setelah digesek ke kotak koreknya berarti madu itu palsu.
Bakar madu di atas sendok makan, bila madu tersebut hanya mendidih saja berarti palsu, madu asli jika dibakar di atas sendok akan memuai dan tumpah keluar dari sendoknya.
Simpan madu di lemari es, bila madu membentuk kristal dan bahkan sampai berbunyi desis bila dibuka atau meletup maka madu itu palsu. Karena telah mengalami fermentasi.
Indikator bahwa semut hanya akan mengerubungi madu yang palsu juga tidak benar karena bagaimanapun juga semut suka kepada yang manis-manis (glukosa), tetapi untuk madu asli semut tidak akan bisa memakannya karena sifat madu asli yg kental.
Hati-hati bila ada penawaran madu dengan harga yang sangat murah karena pada dasarnya harga madu asli relative agak mahal karena untuk mendapatkannya perlu waktu yg agak lama dan stok yang tidak banyak setiap panennya.
Mungkin masih ada banyak cara tes apakah madu itu palsu atau tidak seperti cara di atas, tapi dari semuanya ada satu cara tes akhir yang sangat ampuh dan tidak bisa ditiru oleh para pembuat madu aspal sekalipun yaitu :

Tuang 1 – 2 sendok madu ke piring makan kemudian tuangkan air secukupnya terus digoyang pelan-pelan, jika madu itu adalah ASLI maka akan terbentuk pola hexagonal seperti yang ada pada sarang lebah.
semoga informasi ini bermanfaat

Alat penguji kadar HMF pada Madu

Cepat, mudah, andal: Pengujian HMF cepat Reflectoquant® untuk menguji HMF pada madu

Merck menyediakan pengujian cepat pertama untuk menentukan hidroksimetilfurfural (HMF) dengan cepat dan sederhana

Jumlah hidroksimetilfurfural (HMF) pada madu merupakan kriteria kualitas penting untuk madu. Namun sebelumnya, hanya pengujian laboratorium yang memakan waktu panjang seperti HPLC yang tersedia untuk menentukan HMF. Merck menyediakan solusinya: uji HMF Reflectoquant® dari Merck merupakan pengujian cepat pertama untuk menentukan muatan hidroksimetilfurfural (HMF) pada madu.

Reflectoquant® HMF – keuntungan Anda
  • mudah digunakan
  • cepat
  • andal
  • investasi kecil
  • biaya per sampel rendah
M4Food_Special-teaser_HMF-T.jpg
 Cepat dan mudah digunakan
Uji HMF Reflectoquant® sangat mudah digunakan dan dapat dilakukan dalam beberapa menit setelah persiapan sampel cepat:
  1. Encerkan sampel madu yang telah ditimbang menggunakan air suling (1:4) lalu kocok selama 1-2 menit
  2. Tekan START pada reflektometer RQflex
  3. Celupkan kedua zona reaksi pada pita penguji ke dalam sampel
  4. Masukkan pita penguji ke dalam reflektometer
  5. Baca hasil pada tampilan.
  6. Untuk mengompensasi pewarnaan oleh matriks madu, kurangkan tempat kosong tertentu dari hasil pengukuran (lihat aplikasi)
Sangat presisi dan andal
Hasil menunjukkan korelasi yang sangat baik dengan metode Winkler dan HPCL, seperti yang dikonfirmasikan oleh evaluasi independen(APPLICA Bremen). Oleh karena itu, dengan uji HMF Reflectoquant® dari Merck, pelanggan mendapatkan keuntungan dari solusi andal, cepat dan mudah digunakan dengan biaya termurah per sampel.
Reflectoquant® – laboratorium bergerak untuk analisis di tempat
Pengujian baru melengkapi lini produk Reflectoquant® Merck yang telah menetapkan standar dalam pengukuran kuantitatif untuk lebih dari 40 parameter dalam proses – dengan fokus khusus pada banyak aplikasi makanan dan minuman. Sebagai contoh, Merck menawarkan aplikasi uji Reflectoquant® untuk menentukan flukosa dan total gula dalam madu. Sistem pita uji dan reflektometer Reflectoquant® yang inovatif menggabungkan penanganan yang paling sederhana dengan analisis instrumental yang presisi. Dengan Reflectoquant®, Anda memiliki laboratorium bergerak untuk analisis di tempat yang memberikan hasil kuantitatif yang andal dalam beberapa menit.
HMF dalam madu
HMF merupakan produk dekomposisi gula yang terbentuk pada madu pada saat pemrosesan panas dan penyimpanan. Pengujian HMF dalam madu sangat penting dalam menentikan otentisitas madu. Pada saat penyimpanan, muatan hMF meningkat sebesar 2-3 mg/kg per tahun, tergantung pada nilai pH dan pada suhu penyimpanan. Jumlah HMF yang ada pada madu merupakan indikator kesegaran dan pemrosesan panas yang dilakukan pada madu, serta dapat digunakan sebagai panduan untuk lamanya penyimpanan. Beberapa perkumpulan petani madu di Eropa, termasuk Jerman, Belgia, atau Italia, memasarkan sebagian madu mereka sebagai “madu berkualitas” dengan HMF maksimum 15 mg per kg. Uni Eropa meminta maksimum 40 mg/kg untuk madu yang diproduksi berdasarkan ketentuan Eropa dan 80 mg/g untuk madu yang dinyatakan berasal dari wilayah beriklim tropis.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Kami

Beberapa Mitos Tentang Madu

BAGAIMANA JIKA MADU DIPANASKAN / DIMASAK AGAR TAMPAK LEBIH KENTAL?

Madu yang dimasak (steam), biasanya berasal dari madu yang masih muda / encer sekali sehingga madu tersebut mudah menjadi alkohol (fermentasi). Dengan dipanaskan / dimasak (steam), maka fermentasi akan terhenti dan madu lebih kental. Tapi madu yang kaya vitamin, mineral dan enzim akan sangat mudah rusak oleh pemanasan / pemasakan, apalagi jika pemanasannya menggunakan panci dari logam / panci. Tentu saja hal ini bisa merugikan dan membahayakan konsumen, terlebih lagi jika dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak jujur dan sangat awam terhadap kualitas madu serta seluk-beluknya.
Demikian juga jika ada yang ada mengentalkan madu dengan menjemur madu tersebut. Alih-alih bukan tambah kental, madu yang bersifat higroskopis tersebut justru akan menarik kelembaban di udara sehingga madu justru akan semakin encer/rusak.


ADA YANG MENGATAKAN BAHWA MADU ASLI TIDAK DIKERUMUNI SEMUT, APAKAH INI BENAR ?

Tidak benar. Semua semut menyukai rasa manis, termasuk rasa manis yang ada pada madu. Bahkan ada tiga jenis semut yang memang suka madu, seperti semut pudak, semut gramang dan semut hitam dengan tubuh lancip. Tentu saja tidak ada bukti ilmiah yang menunjang pemahaman salah tersebut.
                
  
APAKAH MADU YANG ASLI BISA MEMATANGKAN KUNING TELOR ? 

Sebenarnya itu bukan matang, tapi hanya menggumpal (koagulasi). Madu yang bersifat asam jika dicampur/bertemu dengan kuning telor yang mengandung protein dan lemak maka akan menggumpal. Jadi tidak benar jika madu asli bisa mematangkan kuning telor.

BAGAIMANA CARA PENYIMPANAN MADU YANG BENAR ?

o     Sebaiknya madu disimpan di botol kaca atau botol plastik dari bahan P.E.T (khusus untuk makanan dan sudah teruji aman sebagai wadah madu / makanan). Tidak diperkenankan mengemas madu dalam wadah P.V.C karena bisa beracun / terkontaminasi.Ciri-ciri botol PVC: umumnya botol agak butek / buram dan terlihat garis sambungan pada botol, jika dicium terasa bau plastik yang agak menyengat.Adapun botol P.E.T yang memiliki ciri-ciri : botol bening /sangat bening, tidak tampak garis sambungan pada botol, tidak berbau dan biasanya lebih mahal dari botol PVC.
o     Menyimpan madu dalam wadah logam juga tidak dianjurkan karena juga bisa bereaksi racun.
o     Madu bersifat higroskopis (menyerap air di udara), karena itu sebaiknya tidak menyimpan madu dalam wadah terbuka, apalagi lebih dari semalam. Madu yang dibiarkan teebuka lebih dari semalam maka kadar airnya akan naik / tambah encer dan kualitas akan turun.
  
 APAKAH MADU AMAN BAGI ANAK-ANAK DAN BAYI?

Ada pendapat dari sebagian pihak bahwa madu tidak boleh diberikan pada anak dibawah usia 1 tahun dengan alasan madu tersebut dikhawatirkan bisa menyebabkan sakit yang disebut Botulism(di sebabkan oleh clostridium Botulinum).Namun hal ini telah dibuktikan ketidakbenarannya oleh “team dokter dari rumah sakit Al Kafji National Hospital-Saudi Arabia”,yang meneliti lebih dari 220 contoh madu dari berbagai negara dan interview dengan keluarga dari 1500 bayi lebih yang di beri madu sejak lahir.Dari penelitian ini membuktikan “TIDAK ADA SATUPUN” madu yang tercemar clostridium Botilinum dan tidak ada satupun bayi yang menderita Botulism karena madu.Jadi peluang adanya Clostridium Botilium pada madu,sama dengan peluang keberadaannya pada bahan makanan lain yang berasal dari alam seperti susu dan lain-lain.Jadi madu aman di konsumsi segala usia bahkan bayi dibawah usia 1 tahun.  >>> Bersambung






sumber:Alkautsar Group

Uji Kualitas Madu Yang Baik

APAKAH MADU HUTAN / LIAR LEBIH BAIK DARI MADU TERNAK (APIS MELLIFERA) ?


Baik tidaknya mutu madu tidak bisa dilihat hanya pada satu sisi, tapi harus melihat beberapa sisi yang terkait dengan mutu madu. Baik tidaknya mutu madu “mayoritas” ditentukan oleh kematangan / kadar air madu dalam sarang secara alami oleh lebah.Jadi jika madu tersebut kental alami oleh lebah dan tanpa proses rekayasa oleh manusia,maka madu tersebut baik. Faktor lain yang menentukan mutu madu adalah jenis lebah, jenis tanaman asal madu, cara pemanenan dan proses penyimpanan.Namun pada faktanya madu hutan (liar) yang bisa memenuhi standart SNI sangat langka bahkan nyaris tidak bisa ditemukan. Hal ini karena madu hutan di dapat dari lebah Apis Dorsata yang sangat ganas dan belum bisa dijinakkan sehingga tidak bisa dikontrol apakah madu disarang tersebut sudah layak panen(tua) /belum.Belum lagi pemanenan madu hutan masih menggunakan cara tradisional/di peras dengan tangan biasa sehingga kebersihan kurang terjamin.  Madu hutan yang asli pada umumnya memiliki kadar air 23 -30% yang mudah fermentasi/rusak.Itupun untuk bisa mendapatkan madu hutan yang asli sangat sulit.Pemalsuan madu hutan sama maraknya dengan madu ternak, bahkan mayoritas dilakukan oleh orang yang tidak paham tentang madu dan memakai bahan-bahan murahan yang lebih berbahaya dari pemalsuan pada madu ternak.Sebaliknya,Pemalsu madu ternak mayoritas adalah orang yang cukup paham tentang madu.

MENGAPA KADAR AIR MENJADI SALAH SATU FAKTOR PENTING DALAM MEMILIH MADU ?

Madu bisa rusak secara alami (tanpa perlakuan manusia) jika madu tersebut telah fermentasi / bergas. Fermentasi adalah proses perubahan gula sederhana pada madu (fruktosa dan glukosa       madu) menjadi ETANOL (alkohol). Fermentasi hanya bisa terjadi jika khamir / yeasts / ragi yang ada dalam madu  mendapatkan media madu dengan kadar air tinggi (23 – 30%). Semakin  rendah kadar airnya, maka peluang fermentasi pada madu semakin kecil dan lambat. Madu yang aman dari fermentasi biasanya kadar air 16% – 21%, atau idealnya kadar 16 – 20%. Madu yang telah fermentasi (jika tutup botol dibuka timbul suara berdesis disertai busa yang banyak bahkan bisa meletus),tidak layak dikonsumsi apalagi untuk dijual pada konsumen.


  1. APAKAH BENAR MADU ASLI TIDAK BEKU JIKA DIMASUKKAN KULKAS / FREZER?


Tidak benar. Bagi orang yang cukup paham tentang madu, tentu akan mengetahui bahwa madu murni ada yang bisa mengkristal (beku) dan ada yang tidak bisa beku. Fakta tentang hal ini banyak tertulis dalam buku-buku tentang perlebahan yang beredar di toko-toko buku.Madu asli (murni) akan bisa mengkristal / beku, jika kadar glukosa dalam madu lebih banyak dari kadar fruktosanya. Contoh madu yang bisa mengkristal : madu karet, kelengkeng, mente dan kaliandra.
Dan madu asli (murni) tidak bisa beku jika kadar fruktosa dalam madu lebih banyak dari kadar glukosanya. Contoh : madu randu, rambutan, kopi, sono dan mangga. Jadi ada yang masuk jenis madu bisa beku dan sebagian lain masuk jenis madu yang tidak bisa beku. Jika menjumpai madu randu / kopi   bisa beku atau mengkristal, kemungkinan besar madu tersebut palsu.
Beku tidaknya madu tidak berpengaruh pada khasiat madu, asal terpenuhi syarat-syarat sebagai madu asli yang berkualitas. Jika membeli madu karet, kaliandra, kelengkeng dll yang masuk jenis madu bisa beku, sebaiknya tidak disimpan dalam kulkas.Pengkristalan pada madu akan lebih cepat terjadi pada daerah dingin / suhu di bawah 16 derajat celcius.              
                                                                                                                                      
     

  1. APAKAH KEASLIAN MADU BISA DI TES DENGAN CARA SEDERHANA?


Untuk menentukan keaslian dan kualitas madu secara akurat,  sampai sekarang masih menggunakan peralatan mahal / bantuan laborat yang sesuai standart SNI,apalagi bagi yang awam masalah madu.Namun bagi para ahli madu/orang yang berpengalaman masalah madu,dengan mencicipi dan mengamati tanda tanda fisik pada madu insyaAllah sudah bisa menentukan keaslian dan kualitas madu. Itupun pada kasus  madu-madu tertentu masih menggunakan beberapa peralatan yang mendukung seperti refraktometer dan uji diastase indeks. Alternatif yang bisa dipilih bagi pemula / konsumen untuk bisa tentukan kualitas madu adalah seperti yang tertulis di point nomor 8 diatas. Sedangkan cara test madu yang sederhana dan banyak beredar di masyarakat seperti :uji sakarin pada dinkes(karena pemalsuan madu mayoritas tidak memakai sakarin), madu yang bagus “katanya” tidak merembes di koran, bisa mematangkan kuning telor, tidak di kerumuni semut, tidak bisa beku, dll “tidak bisa” dibuktikan secara ilmiah kebenarannya dan tidak bisa dijadikan parameter dalam uji madu yang bisa di pertanggung jawabkan.>>>>bersambung


Sumber:Alkautsar Group

Mengetahui Madu Palsu

BAGAIMANA CIRI-CIRI MADU YANG PALSU ?

Dipasaran dalam negeri, jaminan akan keaslian dan mutu madu masih belum ada. Sebaliknya, kecurigaan akan pemalsuan madu dan peredaran madu rusak selalu ada. Jika madu palsu atau rusak yang dibeli (dikonsumsi),dikhawatirkan bukan kesembuhan dan kebugaran yang di dapat, tapi justru penyakit atau minimal tidak bisa merasakan khasiatnya. Sebenarnya diperindag RI telah mengeluarkan “peraturan positif” tentang syarat mutu dan cara uji madu yang benar, yang wajib dipatuhi oleh produsen / pengemas madu yaitu SNI 0135.45 – 2004. Sayangnya sangat sedikit pihak yang mau memenuhi syarat di atas, bahkan madu palsu / rusak yang justru marak dijual baik sengaja atau tidak. Harus diakui, untuk mengetahui madu tersebut asli atau palsu, bermutu bagus atau tidak, membutuhkan keahlian dan ilmu yang mendalam, serta dibutuhkan peralatan dan biaya yang cukup mahal (test di laborat dengan parameter SNI 0135.45 – 2004). Sebaliknya, memalsu madu relatif mudah dan murah.  Karena itu, konsumen sebaiknya hanya membeli madu pada pihak / produsen yang amanah, punya ternak lebah sendiri dan punya keahlian seputar madu secara matang sehingga peluang tertipu madu palsu akan semakin minim.

Pemalsuan madu dapat dibagi tiga modus, yaitu :

  1. Pemalsuan jumlah.
Pemalsuan ini pada intinya adalah meningkatkan jumlah madu “asli” dengan ditambah madu “palsu” atau bahan lain, seperti fruktosa sintetis, glukosa sintetis, syirup dll. Contoh kasus: 20% bagian adalah madu asli lalu ditambah gula sintetis 80% bagian,maka jadilah Madu palsu.pemalsuan madu seperti ini sangat banyak beredar.  
  1. Pemalsuan mutu.
Kadar air mempunyai hubungan yang signifikan dengan mutu madu, dimana semakin rendah kadar air pada madu, maka akan semakin baik mutunya, demikian pula sebaliknya. Pemalsu madu mempunyai madu dengan kadar air sangat tinggi(22-30%). Kemudian kadar air diturunkan dengan pemanasan suhu tinggi.Dengan pemanasan,madu akan jadi lebih kental.Tapi dengan pemanasan,madu sangat encer tersebut yang kandungan gizinya telah banyak rusak secara alami oleh fermentasi, akan semakin rusak bahkan gizinya nyaris tanpa sisa.Pemanasan pada madu juga bisa mengakibatkan madu mengandung racun,karena selama pemanasan madu bereaksi dengan panci/logam yang dipakai untuk pemanasan madu tersebut.Jelas ini merupakan PENIPUAN,karena sengaja ‘merekayasa’ madu dari kualitas jelek menjadi kental tapi gizinya justru semakin rusak& bisa  membahayakan kesehatan konsumen,terutama anak-anak dan penderita penyakit .
  1. Pemalsuan menyeluruh.
Madu tersebut merupakan madu buatan semuanya / 100% palsu, sehingga komposisi kimia yang terkandung di dalamnya merupakan komposisi yang “diada-adakan”.


       BAGAIMANA CIRI MADU ASLI TAPI RUSAK ?

§         Yaitu jika madu tersebut telah mengalami fermentasi / perubahan madu menjadi alkohol (etanol) yang ditandai dengan: adanya suara berdesis jika tutup botol dibuka (bergas), kemasan menggembung, madu berbusa banyak. Pada kasus kerusakan madu yang parah, madu tersebut akan  meleleh keluar sendiri ketika tutup botol dibuka atau bahkan bisa meletus sendiri karena tekanan gas / alkohol pada madu rusak tersebut.
§         Madu sangat encer (kadar air 23 – 30 % ), berbau tidak segar/ tidak enak karena fermentasi, rasa berubah menjadi lebih kecut yang tidak normal, rasa kurang lezat dan terlalu panas di tenggorokan karena efek alkohol yang berlebihan pada madu.
Madu dengan tanda-tanda fisik di atas, telah kehilangan zat gizi dan kurang layak dijual. Jika madu rusak tersebut sampai dikonsumsi anak-anak dan orang yang pencernaannya lemah, di khawatirkan bisa membahayakan kesehatan. Oleh karena itu,para  pengemas madu / produsen WAJIB memiliki ilmu yang memadahi seputar madu dan seluk beluknya agar tidak terjebak pada madu palsu atau madu asli tapi rusak baik sengaja atau tidak. Selain itu, produsen harus memahami dan mematuhi standar mutu madu yang telah ditetapkan pemerintah dalam SNI 0135.45 – 2004 agar tidak terjatuh pada pelanggaran hukum pemerintah dan kejahatan terhadap konsumen. Setelah di panen, madu kadar 23 – 30% umumnya hanya awet disimpan beberapa minggu atau beberapa bulan saja, jika tidak segera habis maka akan segera rusak / fermentasi sehingga tidak layak di jual.


>>>>Bersambung


Sumber:Alkautsar Group